Seorang peneliti atau ilmuwan yang bernama Theodore Christian Schneirla
di Universitas New York City pernah mengadakan percobaan terhadap
semut-semut yang saling berkomunikasi dengan mengambil seekor semut yang
ditaruh ke tempat yang berisi makanan.
Lalu semut lainnya ditaruh dalam tempat yang berisikan musuh semut.
Kemudian semut-semut ini di amati tingkah laku serta saat semut-semut
itu berpapasan dengan semut-semut lainnya di jalan saat berkomunikasi.
Jadi, ketika bertemu dengan semut temannya, semut ini akan saling
menyapa (bersentuhan). Dan dengan saling menyapa inilah zat kimia dari
semut akan memberi tahu temannya (melalui antena di kepala semut) apakah
di lingkungan sekitarnya ada makanan atau ada musuh.
Kesimpulannya adalah ketika semut bertemu dengan semut lainnya, semut-semut ini melakukan interaksi dengan saling beradu antena yang ada di kepalanya memperingatkan semut-semut lainnya apakah ada kawan atau lawan.
Kesimpulannya adalah ketika semut bertemu dengan semut lainnya, semut-semut ini melakukan interaksi dengan saling beradu antena yang ada di kepalanya memperingatkan semut-semut lainnya apakah ada kawan atau lawan.
harusnya tradisi ini ditiru oleh setiap makhluk :D biar rukun dan damai :)
BalasHapussemut termasuk hewan merayap yang sosial kelompoknya saling membantu dan bergotong royong, sebenarnya sipat ini patut di contoh oleh manusia.
BalasHapusBenar thu mas tapi sayang, manusia terkadang lebih suka melihat orang lain menderita
BalasHapusinfo keren sobb , , ,
BalasHapussayang manusia tak seperti itu , , ,
mampir di http://nawayhac.blogspot.com
semit aja bisa rukun gitu,,, gmn dengan manusia?
BalasHapusbner2 mnarik ya...
BalasHapusdan ptut dicontoh oleh mnusia,,dari segi kerukunannya
Hehe, baru tau nih gan, thx ats wawasannya. Jgn lupa kunbal...
BalasHapusboleh dicontoh tuh, sbgi interaksi sosial...saling mengingatkan :)
BalasHapussklian ijin flw gan