Untuk menjadi wirausahawan yang handal, sungguh tidaklah mudah. Hanya mereka yang mampu mengubah dirinya untuk berfikir kreatif, krisis dan inovatif yang akan berhasil dan meraih sukses.
Beberapa tahun terakhir ini
banyak bermunculan usahawan-usahawan baru yang dibangun oleh para
pemula yang usianya masih terbilang muda. Kondisi ini merupakan satu
fenomena yang menggembirakan buat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Di tengah keterbatasan lapangan pekerjaan saat ini, justru telah
membangkitkan semangat kaum muda untuk menjadi seorang entrepreneur atau
wirausahawan.
Sayangnya, para entrepreneur muda tersebut dalam memulai usahanya hanya
dilandasi oleh kemampuan modal dan hardskill tanpa adanya perubahan pola
pikir. Sehingga sebagian besar para entrepreneur muda tersebut sering
menemui kegagalan yang mengakibatkan usahanya menjadi bangkrut.
Oleh karena itu, sebelum melakukan usaha seorang entrepreneur sebaiknya
telah melakukan transformasi diri untuk berpikir kreatif dan jeli
melihat peluang usaha. Taufik Bahaudin, staf pengajar Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia mengakui, fenomena bangkitnya semangat
entrepreneurship di kalangan generasi muda Indonesia saat ini sangat
membanggakan.
Namun banyak entrepreneur muda yang gagal dalam berusaha bukan karena
tidak menguasai produk atau jasa yang dihasilkannya. Kegagalan itu
terjadi karena para usahawan muda tersebut belum mengubah mindset-nya.
"Kegagalan itu terjadi karena para entrepreneur muda tersebut belum
mengubah pola pikirnya (mindset). Jadi untuk menjadi seorang
entrepreneur, ia harus mempunyai kekuatan berpikir sebagai
entrepreneurship. Orang yang belum mengubah pola pikirnya sebagai
entrepreneurship, ia hanya mampu menguasai konsep dan teori saja. Hal
itulah yang menyebabkan usahanya gagal," jelas Taufik Bahaudin seperti
dimuat dalam Seputar Indonesia.
Mengubah Mindset
Memang untuk menjadi entrepreneur, tentunya kita harus punya keberanian.
Tak hanya berani bermimpi, tapi juga berani mencoba, berani gagal dan
berani sukses. Hal itu penting dan harus kita miliki. Selain itu,
entrepreur juga harus mempunyai rasa optimisme dalam menghadapi masa
depan, yakin pada kemampuan, dan juga menghentikan alur pemikiran yang
negatif.
Hal yang selalu menjadi pertanyaan adalah bagaimana mengubah pola pikir
menjadi seorang entrepreneur? Banyak orang belum menyadari bahwa
membangun entrepreneurship itu dibangun dari soft competesis-nya. "Untuk
menjadi entrepreneur, seseorang tak bisa hanya berpijak pada kompetensi
hard skill, tapi juga pada kemampuan soft skill
dan attitude yang baik. Karena yang membedakan entrepreneur dengan yang
bukan entrepreneur adalah prilakunya dalam merespons lingkungan di
sekitarnya," pungkas Taufik.
Untuk mengubah pola pikir atau mindset, orang tersebut harus mempunyai
keinginan dan kemampuan untuk menjadi seorang entrepreneur sesuai
kebutuhannya. Kebanyakan orang tidak pernah berpikir untuk mandiri,
kreatif, kritis dan inovatif.
Taufik pun mengungkapkan banyak contoh yang menunjukkan bahwa
entrepreneurship berawal dari mindset bukan dari modal yang besar. Masih
ingat dengan perjuangan Bob Sadino mendirikan Kemfood dan Kemchick?
Atau bagaimana Larry Page dan Sergey Brin mendirikan Google, serta perjuangan Bill Gates mendirikan Microsoft.
Faktor uang bukan yang paling utama, tetapi sikap mental
dan berpikir kreatif menjadi sangat penting? Oleh sebab itu, konsep
entrepreneur jangan semata-mata dihubungkan dengan pedagang.
Entrepreneur harus diartikan sebagai sikap mental yang mampu membaca
peluang dan bisa memanfaatkan peluang itu sehingga bernilai bisnis.
Faktor Keturunan dan Lingkungan
Taufik pun menambahkan kalau saat ini masih banyak yang menilai faktor
keberhasilan seseorang menjadi entrepreneur karena berasal suku
tertentu. Apalagi kita masih sering melihat bahwa kebanyakan orang
Padang, Bugis, atau keturunan China itu lebih berhasil di bidang bisnis
dibanding suku lainnya.
Sehingga disimpulkan, bahwa hal itu karena sifat keturunan atau atau
bakat. "Pendapat yang menyatakan hanya suku tertentu saja yang mampu
menjadi entrepreneur, menurut saya itu salah. Siapa pun dan dari suku
apa pun sebenarnya mampu menjadi entrepreneur yang sukses," katanya.
Namun Taufik mengakui, kesuksesan seseorang menjadi entrepreneur juga
dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan.
Jika seseorang sejak kecilnya berada dalam lingkungan bisnis orang tuanya atau keluarganya secara terus menerus, dia akan merekamnya dalam memori otaknya, yang selanjutnya membentuk pola berpikir dan cara perilaku. Pengetahuan bisnis secara pragmatis melalui proses pengenalan bisnis keluarga secara mendalam dan ditransformasikan ke dalam kerangka berpikirnya.
Dengan pengalaman dan pola pikir yang kuat akan mendorong orang tersebut melakukan pengembangan karakter kewirausahaan, seperti keberanian mengambil risiko, kemampuan menganalisa, komunikasi dan kepemimpinan, serta meningkatkan kesadaran dan kepekaan sosial.
Dengan adanya transformasi karakter tersebut diharapkan dapat seseorang yang memiliki jiwa, karakter dan sikap wirausaha yang cerdas dan tangguh.Sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan orang memiliki budaya entrepreneur (culture of entrepreneurship) dan budaya keunggulan (culture ofexcellence) di Indonesia.
Jika seseorang sejak kecilnya berada dalam lingkungan bisnis orang tuanya atau keluarganya secara terus menerus, dia akan merekamnya dalam memori otaknya, yang selanjutnya membentuk pola berpikir dan cara perilaku. Pengetahuan bisnis secara pragmatis melalui proses pengenalan bisnis keluarga secara mendalam dan ditransformasikan ke dalam kerangka berpikirnya.
Dengan pengalaman dan pola pikir yang kuat akan mendorong orang tersebut melakukan pengembangan karakter kewirausahaan, seperti keberanian mengambil risiko, kemampuan menganalisa, komunikasi dan kepemimpinan, serta meningkatkan kesadaran dan kepekaan sosial.
Dengan adanya transformasi karakter tersebut diharapkan dapat seseorang yang memiliki jiwa, karakter dan sikap wirausaha yang cerdas dan tangguh.Sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan orang memiliki budaya entrepreneur (culture of entrepreneurship) dan budaya keunggulan (culture ofexcellence) di Indonesia.
sangat luar biasa
BalasHapus